Bukti Ilmiah Mengenai Asal Usul Orang Kerinci
Berikut adalah bukti ilmiah yang mendukung penjelasan mengenai asal usul orang Kerinci, beserta sanggahan terhadap klaim yang menghubungkan mereka secara eksklusif dengan Minangkabau:
Bukti Ilmiah Asal Usul Orang Kerinci:
- Bukti Arkeologi:
- Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa manusia telah mendiami wilayah Kerinci sejak sekitar 3.500 tahun yang lalu.
- Temuan artefak seperti beliung batu dan tembikar/gerabah mengindikasikan adanya kelompok penutur bahasa Austronesia yang bermigrasi dari Kepulauan Formosa (Taiwan).
- Kehadiran manusia modern (Homo sapiens) terawal di kawasan Kerinci ditemukan di Gua Ulu Tiangko (Merangin Sekarang). Indikasi tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Bennet Bronsot dan Teguh Asmar
(1941). - Bukti ini diperkuat dengan adanya temuan yang menunjukan bahwa leluhur Austronesia telah menghuni Kerinci sejak ribuan tahun silam.
- Gelombang migrasi kedua terjadi sekitar 2.500 hingga 1.900 tahun lalu, yang membawa kelompok manusia dari Asia Tenggara Daratan, diduga dari Vietnam Utara atau Indocina. Mereka menuturkan bahasa Austro-Asiatic dan membawa kebudayaan logam berupa alat besi serta benda-benda perunggu.
- Bukti Linguistik:
- Bahasa Kerinci termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, yang mendukung teori migrasi dari wilayah tersebut.
- Terdapat hubungan kebudayaan Kerinci dengan peradaban di dataran tinggi Asia Tenggara.
- Bukti Genetik:
- Penelitian genetik menunjukkan bahwa mayoritas orang Kerinci memiliki garis keturunan Austronesia yang dominan.
- Genetik salah seorang Kerinci presentasinya 97% Austronesia.
- Prasasti Tanduk Kerbau:
- Keberadaan prasasti yang ditulis dalam aksara Incung di atas tanduk kerbau merupakan sumber primer yang mencatat asal usul nenek moyang orang Kerinci.
- Prasasti ini menunjukkan bahwa asal usul mereka beragam, dengan pendatang dari berbagai wilayah seperti Pariang-Padang Panjang, Jawa, Jambi, dan Palembang.
- Namun, mereka yang datang tidak banyak, hanya satu atau dua yang kemudian menikahi orang-orang Kerinci asli.
- “Pendatang” ini juga para pembesar/bangsawan kerajaan, sehingga keturunannya pun diangkat sebagai pemimpin komunitas.
- Kebanyakan pendatang ini adalah laki-laki sementara orang Kerinci penganut matrilineal sehingga keturunan mereka mengikuti klan ibunya yang merupakan orang Kerinci.
- Sayangnya prasasti ini tidak merekam peristiwa yang jauh ke belakang, sekuno-kunonya mungkin di abad 15-16 M.
Sanggahan terhadap Klaim Keterkaitan Eksklusif dengan Minangkabau:
- Tokoh Fiktif:
- Banyak sejarawan menganggap tokoh Datuk Perpatih nan Sabatang dan Datuk Ketemanggungan sebagai tokoh fiktif karena tidak adanya sumber primer seperti prasasti yang menyebutkan keberadaan mereka.
- Kemunculan nama mereka hanya terdapat dalam kitab sastra Tambo dan tradisi lisan.
- Sumber Primer yang Berbeda:
- Orang Kerinci memiliki sumber primer mereka sendiri, yaitu prasasti tanduk kerbau, yang memberikan informasi yang lebih valid mengenai asal usul mereka dibandingkan dengan Tambo Minangkabau.
- Migrasi yang Beragam:
- Bukti prasasti tanduk kerbau menunjukkan bahwa migrasi ke Kerinci berasal dari berbagai arah, bukan hanya dari Minangkabau.
- Orang Kerinci sesungguhnya memiliki sumber primer tersendiri yang merekam asal usul nenek moyang mereka, bahkan lebih valid jika dibandingkan dengan tambo2 di Minangkabau.
Dengan demikian, bukti ilmiah yang ada mendukung teori bahwa orang Kerinci memiliki asal usul yang kompleks dan beragam, dengan akar yang kuat pada migrasi Austronesia, serta pengaruh dari berbagai wilayah lain, termasuk namun tidak terbatas pada Minangkabau.
Komentar
Posting Komentar